Selasa, 20 Desember 2011

Laporan Sistem Pengapian Konvensional

LAPORAN LISTRIK DAN ELETRONIKA OTOMOTIF
SISTEM PENGAPIAN KONVENSIONAL

I.                   Tujuan
1.      Mengetahui nama komponen yang terdapat pada sistem pengapian
2.      Mengetahui prinsip kerja sistem pengapian
3.      Mengetahui fungsi sistem pengapian
4.      Memeriksa komponen sistem pengapian
5.      Merangkai sistem pengapian
6.      Menyetel dwell dan timing pengapian
7.      Mengidentifikasi gejala yang timbul akibat dwell dan timing yang tidak tepat

II.                Dasar Teori
Sistem pengapian sangat penting pada motor bensin untuk menjamin campuran udara dan bahan bakar dalam ruang bakar dapat terbakar untuk menghasilkan tenaga. Sistem pengapian yang bekerja baik adalah salah satu penentu efisiensi kerja dari motor bensin, maka perawatan dan pemeriksaan teratur pada sistem pengapian sangatlah dibutuhkan.
Proses pembakaran dimulai dengan letikan bunga api pada busi yang dihasilkan oleh sistem pengapian. Tujuan sistem pengapian sebagai pemicu pembakaran pada motor bensin melalui letikan bunga api pada busi memiliki dua persyaratan utama yaitu kualitas api pada busi dan waktu pengapian (timing ignition). Dari kualitas, tegangan pada busi harus tinggi untuk dapat meloncatkan listrik pada elektrodenya sehingga menimbulkan bunga api. Besarnya tegangan pada busi adalah berkisar pada 10kV – 30kV. Tegangan ini diperhitungkan cukup untuk melawan resistansi tambahan akibat proses kompresi pada mesin.
Sementara itu ketepatan waktu pengapian dibutuhkan agar waktu yang diperlukan untuk membakar campuran bahan bakar dan cukup sehingga semua campuran dapat terbakar dengan baik. Hal yang paling penting adalah dari proses pembakaran akan dapat menghasilkan tekanan maksimal di dalam silinder tercapai pada titik yang ditetapkan yaitu berkisar antara 100 – 200 setelah TMA bergantung pada desain dan konstruksi mesin (misal : besarnya offset mesin). Titik terjadinya tekanan maksimum ini harus selalu dipertahankan agar tenaga dorong pada torak yang dihasilkan oleh proses pembakaran dapat dimanfaatkan secara maksimal menjadi tenaga.

III.             Merangkai Sistem Pengapian
Gambar rangkaian system pengapian konvensional
Nama komponen :
1.      Battery
2.      External resistance
3.      Kunci kontak
4.      Ignition coil
5.      Kontak platina
6.      Distributor
7.      Busi


I.                   Prinsip Kerja Sistem Pengapian
1.                  Kunci kontak ON,  Platina Menutup
Arus mengalir dari:
Baterai – Kunci Kontak B – Kunci Kontak IG – + Koil –  – Koil – Platina – Massa

2.       Platina mulai membuka
                  Aliran listrik:
Baterai – Kunci Kontak B – Kunci Kontak IG – + Koil – Kabel Tegangan Tinggi – Tutup Distributor – Rotor – Kabel Tegangan Tinggi – Busi – Massa

II.                Menyetel Dwell dan Timing Pengapian
1.      Menyalakan mesin. Memasang dwell tester. Spesifikasi sudut dwell adalah 52°±2°. Bila hasil pemeriksaan sudut dwell tidak tepat, maka sudut dwell disetel dengan cara memparbesar celah platina bila sudut dwell terlalu besar atau mempersempit celah platina bila nilai sudut dwell terlalu kecil.
2.      Bila nilai sudut dwell sudah baik, maka berikutnya ialah menyetel ignition timing. Memeriksa ignition timing dengan timing light yang diarahkan pada puli poros engkol atau fly wheel pada jenis kendaraan tertentu. Apabila timing ignition tidak tepat, maka dapat disetel dengan cara mengendorkan baut pengikat distributor kemudian menggerakkan body distributor ke kanan atau ke kiri hingga didapatkan ignition timing sesuai spesifikasi.


III.             Mengidentifikasi Gejala Yang Timbul Akibat Dwell dan Timing Yang Tidak Tepat.
Besar sudut Dwell dan kemampuan pengapian
Kemampuan pengapian ditentukan oleh kuat arus primer.
Untuk mencapai arus primer maksimum, diperlukan waktu pemutusan kontak pemutus yang cukup.
a.       Sudut dwell kecil
Waktu penutupan kontak pemutus pendek
* Arus primer tidak mencapai maksimum
* Kemampuan pengapian kurang
b.      Sudut dwell besar
Kemampuan pengapian baik, tetapi waktu mengalir arus terlalu lama
* kontak pemutus menjadi panas
* konntak pemutus  cepat aus.
Sedangkan apabila ignition timing yang tidak bekerja baik, misal pengapian terlalu maju ataupun terlalu mundur maka akan terjadi knocking engine yang mengakibatkan kerusakan pada piston ataupun timbul ledakan pada karburator maupun knalpot. Selain itu mesin akan sulit start.
Dapat disimpulkan bahwa baik ignition timing ataupun sudut dwell yang tidak tepat akan mengakibatkan motor bensin tidak akan bekerja dengan baik, bahkan cenderung akan merusak komponen-komponen motor mesin itu sendiri.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar