Selasa, 20 Desember 2011

Laporan Sistem Pengisian Alternator

LAPORAN LISTRIK DAN ELETRONIKA OTOMOTIF
SISTEM PENGISIAN ALTERNATOR

I.                   Kompetensi
System pengisian (alternator)

II.                Sub Kompetensi
1.      Membongkar dan merakit unit alternator
2.      Memeriksa dan mengidentifikasi kondisi komponen-komponen alternator

III.             Alat dan Bahan
a.       Unit alternator
b.      Tool box set
c.       Multitester (AVOmeter)

IV.             Keselamatan Kerja
1.      Menggunakan alat praktikum sesuai dengan fungsinya
2.      Berhati-hati dalam mengerjakan praktikum
3.      Melaksanakan praktikum sesuai dengan prosedur kerja
4.      Menanyakan pada instruktur apabila mengalami permasalahan kerja
5.      Hati-hati dalam menghidupkan mesin

V.                Langkah Kerja
1.      Mempersiapkan perlengkapan praktek pada meja kerja
2.      Memeriksa alternator dalam keadaan belum dibongkar
a.       Memeriksa tahanan kumparan rotor dengan AVOmeter pada terminal E dan F (spec: 6 Ω)
b.      Memeriksa kondisi diode negative dengan menempelkan colok AVOmeter negative dengan bodi alternator dan colok positif pada terminal N (spec: ± 20 Ω )
c.       Memeriksa kondisi diode positif dengan menempelkan colok AVOmeter negative dengan terminal N dan colok positif pada terminal B (spec: ± 20 Ω )
3.      Membongkar alternator dengan  melepas pulley, kipas dan baut pengikat.
4.      Mengamati kondisi rotor.
5.      Mengamati dan memeriksa kondisi stator dengan menghubungkan colok AVOmeter pada terminal N dan colok lainnya keterminal lain
6.      Memeriksa hubungan massa dengan menghubungkan colok AVOmeter pada terminal N dan massa body.
7.      Mengidentifikasi jumlah alur stator
8.      Memeriksa kondisi fisik diode
9.      Memeriksa panjang sikat, pegas sikat dan sambungan pada sikat
10.  Menentukan letak sikat negative dan positif, memeriksa hubungan rangkaian sikar antara terminal F dengan sikat positif dan sikat negative massa (tahanan harus 0Ω)
11.   Merakit alternator sesuai langkah

Konstruksi altenator

Pada altenator terdapat 4 terminal yaitu terminal B,E,F dan N. Terminal B merupakan terminal output altenator yang dihubungkan ke baterai, beban dan regulator terminal B. Terminal E berhubungan dengan sikat negatip, bodi alternator dan terminal E regulator. Terminal F berhubungan dengan sikat positip dan dihubungkan ke terminal F regulator, Terminal N berhubungan dengan neutral stator coil, saat altenator menghasilkan listrik maka terminal N juga menghasilkan listrik, listrik yang dihasilkan terminal N dialirkan ke regulator terminal N, untuk mematikan lampu indicator pengisian.
Pada regulator terdapat 6 terminal mempunyai terminal B,E,F,N, IG dan L.  Empat dari 6 terminal tersebut berhubungan dengan terminal altenator yaitu B, E,F,  N. Dua  terminal regulator yang lain yaitu terminal IG dan L, berhubungan dengan terminal IG kontak dan lampu.

I.                   Prinsip Kerja Sistem Pengisian Alternator

Alternator yang berfungsi merubah energi gerak menjadi energi listrik. Listrik yang dihasilkan merupakan arus bolak-balik (AC), untuk merubah arus AC menjadi arus DC digunakan diode yang dipasang menjadi satu bagian dengan alternator
Bila pada generator DC sebuah penghantar dibentuk “U”, di ujung penghantar dipasang komutator, pada komutator menempel sikat. Sikat “A”  merupakan sikat positip dan sikat “B” adalah sikat negatip, maka pada generator AC (altenator) kedua ujung penghantar dihubungkan ke slip ring dan jenis sikat sudah tidak jelas karena berubah ubah sesuai posisi penghantar.  Saat penghantar diputar maka penghantar tersebut akan memotong medan magnet sehingga menghasilkan induksi elektromagnetik. Arah arus yang dihasilkan akan berubah-ubah, pada posisi (1) arah arus menuju sikat “A”, namun pada posisi (2) arah arus berubah menuju sikat “B”. Perubahan tersebut dapat digambarkan dalam fungsi gelombang sinus.
Prinsip alternator

I.                   Jawaban Dari Pertanyaan dan Tugas Job Sheet Pengisian Alternator

1.      Kemungkinan yang terjadi apabila bearing pada alternator kocak atau sudah aus antara lain:
-          Dapat menyebabkan listrik yang dihasilkan berkurang karena rotor akan bersinggungan dengan stator.
-          Dapat menyebabkan tergoresnya rotor core dengan throtle groove pada stator sehingga  mengganggu proses kemagnetan saat rotor berputar.

2.      Kemungkinan yang terjadi akibat diode (rectifier) tidak bekerja.
Sebelumnya dioda  berfungsi untuk menyearahkan arus AC yang dihasilkan oleh stator coil  menjadi arus DC, disamping itu juga berfungsi untuk menahan agar arus dari baterai tidak mengalir ke stator coil maka apabila diode rusak atau tidak bekerja secara normal maka kemungkinan besar arus AC tidak dapat disearahkan menjadi arus DC dan kemungkinan arus dari baterai akan mengalir ke stator coil sehingga menjadi permasalahan yang serius bagi fungsi bateray karena tidak dapat menyimpan arus listrik dari alternator dan regulator.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar